Senin, 13 Februari 2012

Pengantin Baru, Pilih Rumah atau Apartemen?

Pengantin baru yang ingin tinggal terpisah dari mertua atau orang tua dihadapkan pada dua pilihan: rumah atau apartemen. Mudah-mudahan pengalaman tiga orang--dua tinggal di apartemen, lainnya memilih tinggal di rumah--dalam artikel ini bisa membantu dalam menentukan pilihan.
Karena kondisi keuangan pengantin baru bisa dibilang belum stabil, kita akan bicara seputar keuangan.
Wisnu membeli rumah berukuran 45 meter persegi di sebuah perumahan di daerah Tangerang dengan harga Rp170 juta pada tahun 2006. Wartawan yang bekerja di Palmerah tersebut setiap bulan mengeluarkan ongkos sekitar Rp600.ooo per minggu hanya untuk bolak-balik kantor. Di perumahan itu sendiri, secara rutin tiap bulan ia mengeluarkan uang Rp100.000 untuk biaya keamanan, sampah, dan pemeliharaan. Untuk listrik, pria yang sudah berkeluarga itu keluar uang Rp300.000. Untuk air, ia menggunakan air tanah. Totalnya, Wisnu keluar uang sekitar Rp1.000.000 untuk ongkos transportasi ke kantor, keamanan, sampah, serta pemeliharaan.
Sementara itu, Lia dan suaminya tinggal di sebuah unit apartemen di Kalibata. Apartemen yang dibelinya dengan harga Rp250 juta memiliki luas 33 meter persegi. Per bulan, wanita yang bekerja di daerah Cilandak tersebut mengeluarkan uang sebesar Rp450.000 untuk biaya pemeliharaan, air, serta listrik. Untuk transportasi ke kantornya yang berjarak 10 kilometer, Lia menghabiskan Rp300.000 sehingga kalau ditotal, ia dan keluarganya mengeluarkan Rp750.000.
Tinggal di apartemen berarti ada uang untuk biaya-biaya tambahan, seperti biaya pemeliharaan dan tarif listrik dan air yang lebih tinggi. Biaya pemeliharaan beragam di berbagai gedung apartemen. Biaya tersebut dikenakan untuk membayar fasilitas umum di gedung apartemen, seperti lampu di lorong atau AC di lobi. Di samping itu, masih ada biaya cadangan (sinking fund) yang jumlahnya sesuai dengan perjanjian antara pengelola apartemen dengan penghuni. Biaya cadangan ini digunakan untuk membiayai fasilitas penunjang aktivitas penghuni apartemen yang tidak termasuk dalam biaya perawatan dan pemeliharaan gedung. Biaya ini digunakan ketika ada masalah teknis suatu alat tertentu. Selain biaya pemeliharaan, penghuni apartemen dikenai tarif komersial untuk listrik, air, dan telepon yang nilainya 20 hingga 30 persen lebih tinggi daripada tarif rumah.
Tokoh ketiga, Kristian, untuk saat ini memilih tinggal di apartemen. Bapak satu anak ini tinggal di apartemen di Jakarta Barat. "Dekat dengan kantor, lebih aman, dan ada kolam renangnya," kata Kristian. Meskipun demikian, pekerja media ini mengaku akan pindah ke rumah ketika anaknya yang saat ini masih balita sudah besar.
Hal-hal berikut ini dapat juga dipertimbangkan untuk mengambil keputusan.
Pilih apartemen jika...
  • Ingin tingkat keamanan yang lebih tinggi karena akses masuk yang sangat terbatas diawasi petugas dan kamera CCTV selama 24 jam.
  • Tidak punya banyak waktu untuk melakukan kegiatan bersih-bersih.
  • Ingin dekat dengan kehidupan di pusat kota.
  • Mencari tempat tinggal, urusan investasi belakangan.
Pilih rumah jika...
  • Ingin punya hewan peliharaan.
  • Punya niat investasi jangka menengah-panjang.
  • Tingkat sosialisasi sangat tinggi.
  • Ingin menjauh dari kehidupan kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar